Jumat, 24 Oktober 2014

Ragam Jenis Memanggang

Di dapur kita, orang Indonesia, memanggang (panggang), terkadang juga disebut bakar,  cuma punya satu arti. Dimasak menggunakan bara atau panas api langsung yang menghasilkan efek karamelisasi, warna kecokelatan yang cantik, dan kering pada permukaan luar bahan makanannya. Kalau di dapur Barat, memanggang dengan teknik panas kering ini tidak hanya satu. Proses memanggang berbeda sesuai teknik, cara, alat, dan bahan yang diolahnya. 

ROASTING

Teknik memanggang dengan menggunakan panas kering. Menggunakan api terbuka (spit-roasting), di dalam oven (oven-roasting), atau menggunakan sumber panas lainnya. Umumnya digunakan untuk daging atau unggas berukuran besar yang sudah dilumuri bumbu. Dipanggang perlahan secara berputar (atau rotisserie), hasilnya daging bertekstur lembut dan bumbu meresap sempurna. 
Untuk: Kambing guling, kebab, whole roasted chicken. 

GRILLING
Permukaan bahan makanan bersentuhan langsung dengan media panas berbahan bakar arang atau listrik/elektrik. Menggunakan alat berbahan stainless steel berbentuk datar atau bergerigi. Dengan teknik ini, bahan makanan lebih cepat matang dan beraroma khas. Ini merupakan cara alternatif memasak tanpa minyak.  Kandungan lemak dan air dalam bahan yang dipanggang -terutama daging- akan menggantikan fungsi minyak. Umumnya digunakan untuk daging, unggas, seafood, dan sayuran. Jangan terlalu lama saat memanggang, karena bahan makanan menjadi kering (tidak terasa juicy). Agar lebih nikmat, lumuri garam dan rempah sebelumnya. 
Untuk:  Aneka steak, satai, dan barbekyu.

BAKING
Memanggang dengan panas dari segala arah, baik di dalam tempat tertutup maupun terbuka. Ada dua jenis: Konvensional, menggunakan tungku batu berbahan bakar kayu.  Dan, modern, menggunakan oven listrik. Hasilnya sama, namun tungku batu yang menggunakan kayu akan memberikan efek aroma asap yang nikmat. 
Untuk:  Pastry, bakery, baked potato, dan baked rice.

GRATINATING
Atau gratin (baca: gratang, diserap dari bahasa Prancis). Sama seperti broiled, memanggang dengan menggunakan radiasi panas (listrik atau api) dimana sumber panas berada di atas makanan yang dipanggang. Tidak untuk membuat makanan menjadi matang, hanya sebatas memberikan efek warna kecokelatan pada permukaan makanan,  seperti pada lapisan daging, ikan, unggas, dan sayuran yang akan dihidangkan. Selain itu, juga untuk membuat layu makanan,  atau sekedar untuk melelehkan sebuah lapisan bahan makanan yang berada di permukaan sajian matang.
Untuk: Potatoes au gratin, casserol, dan crème brulee.

TOASTING

Hampir sama dengan gratinating, namun panasnya berada pada dua sisi permukaan dan diproses dalam waktu singkat. Tujuannya hanya untuk memberikan efek kecokelatan pada kedua sisi bahan makanan. Teknik ini menggunakan sumber panas dari radiasi panas konvensional, seperti lempengan baja, arang, atau  api. Sementara yang modern, menggunakan aliran listrik. 
Untuk:  Roti bakar, crouton, bruschetta, dan almond atau kacang-kacangan.

Ragam Jenis Selada (Lettuce)



Salad memang sangat identik dengan daun selada. Terlepas dari banyaknya jenis selada di pasaran, masih ada pula dedaunan lain yang juga cocok untuk dijadikan komponen dalam sajian sehat ini.  Mulai dari sayuran impor hingga lokal. Masing-masing memiliki keunikan dan penggemar masing-masing. Yang pasti, leafy greens ini harus memiliki cita rasa yang lembut dan bertekstur renyah.

Ketika mencari kombinasi isian salad yang menggugah selera, sebenarnya ada beragam jenis sayuran yang bisa digunakan. Mulai dari yang berdaun lebar hingga yang kecil mungil. Berikut ini bisa jadi pilihan Anda:

1.    Lollo verde
Di Indonesia, dikenal juga dengan sebutan selada keriting. Memiliki daun yang ramping dengan bagian ujung bergelombang. Tulang daunnya empuk,  berwarna putih. Biasanya daun selada keriting ini berwarna hijau muda hingga kuning muda. Cita rasanya netral,  cocok  dipadukan dengan beragam dressing.

2.    Lollo rosso
Berada pada kategori yang sama dengan selada keriting. Bedanya, jenis dedaunan ini ujungnya berwarna kemerahan. Teksturnya lembut, namun tetap renyah. Dipercaya mengandung antioksidan jenis quercetin yang tinggi. Kerap digunakan sebagai campuran dalam mesclun.

3.    Iceberg lettuce 
Kerap disebut selada bokor. Merupakan jenis selada dengan bonggol yang besar dengan lembaran daun berlapis-lapis yang padat. Teksturnya renyah dengan cita rasa segar. Di beberapa negara Eropa, selada jenis ini hanya bisa ditemukan pada musim panas. Setelah dipanen, selada bokor harus segera dikonsumsi karena daya tahannya hanya sekitar 24 jam. 

4.    Cos/Romaine lettuce
Dipasarkan dengan nama yang sama di sini. Aslinya berasal dari Pulau Kos di Yunani. Daunnya lebar berwarna hijau dengan bentuk oval memanjang. Menjadi dasar untuk pembuatan cesar salad yang tersohor. 

5.    Boston lettuce/Escarole
Disebut juga selada batavia. Memiliki bonggol di bagian pangkalnya dengan helaian daun yang lepas. Daunnya sedikit bergelombang dan bercita rasa segar dengan tekstur renyah. Selain cocok sebagai campuran salad,  sering juga digunakan untuk  sandwich.

6.    Radicchio
Berasal dari keluarga chicory. Memiliki daun berwarna merah gelap dengan semburat putih pada bagian batang. Bentuknya bulat atau memanjang dan rasanya sedikit pahit. Populer dipakai dalam sajian salad dari dapur Italia. Karena  agak pahit, radicchio kerap dimasak terlebih dahulu. Terkadang ditambah wine untuk memperkaya rasa selada merah ini.

Perbedaan Microwave & Oven


Microwave

  1. Microwave yang digunakan sehari-hari atau lebih tepat jika disebut microwave oven, yakni oven yang menggunakan gelombang mikro.
  2. Prinsip kerjanya menggunakan gelombang mikro, melibatkan suhu yang lebih tinggi dibandingkan suhu oven. Perbedaannya bisa mencapai ± 50º C. 
  3. Awalnya microwave hanya untuk menghangatkan makanan saja. Tapi seiring berjalannya waktu, ada beberapa jenis microwave yang bisa dipakai untuk mematangkan makanan, menggoreng, dan memanggang. Namun hasilnya tidak bisa renyah dan berwarna kecokelatan seperti hasil dari oven.  
Oven
  1. Oven biasa yang sering dipakai memanggang kue adalah conventional oven conventional oven, yakni oven biasa yang memiliki elemen pemanas di dalamnya. 
  2. Kini, ada yang lebih canggih bernama convection oven (oven konveksi). Sama dengan oven biasa tapi memiliki kipas di dalam rongga oven untuk mengalirkan udara panas. 
  3. Adanya kipas membuat panas teralirkan secara konveksi melalui perantara udara yang bergerak merata ke dalam seluruh elemen pemanas oven. Jenis oven konveksi akan mematangkan makanan lebih cepat karena suhu konsisten.
  4. Prinsip kerjanya merubah energi gas atau listrik menjadi panas yang kemudian tersebar ke seluruh elemen pemanas di dalam oven.
  5. Sejak pertama kali ditemukan, fungsinya konsisten yakni mematangkan makanan.